Laporan Menemukan AI Disinformasi Tidak Mempengaruhi Pemilihan Eropa 2024

Image by Vikasss, from Pixabay

Laporan Menemukan AI Disinformasi Tidak Mempengaruhi Pemilihan Eropa 2024

Waktu baca: 3 Mnt

  • Kiara Fabbri

    Ditulis oleh: Kiara Fabbri Jurnalis Multimedia

  • Tim Pelokalan & Penerjemahan

    Diterjemahkan oleh Tim Pelokalan & Penerjemahan Layanan Pelokalan & Penerjemahan

Sedang terburu-buru? Ini dia Fakta-Fakta Singkatnya!

  • AI tidak berpengaruh pada hasil pemilu Eropa.
  • Disinformasi AI memperkuat pandangan politik yang sudah ada.
  • Desinformasi dan kebingungan merusak kepercayaan pada sumber-sumber informasi.

Disinformasi yang dihasilkan oleh AI dan deepfakes tidak berdampak pada hasil pemilihan umum di Inggris, Uni Eropa (EU), dan Prancis tahun 2024, menurut sebuah laporan baru oleh Centre for Election Technology and Security (CETaS).

Meskipun ada kekhawatiran luas tentang manipulasi AI, studi tersebut menemukan bahwa sebagian besar disinformasi yang diaktifkan oleh AI justru memperkuat keyakinan politik yang sudah ada daripada menggoyahkan pemilih yang belum memutuskan.

Namun demikian, laporan ini menimbulkan kekhawatiran tentang konsekuensi yang lebih luas dari penggunaan AI, terutama mengenai tantangan etis yang ditimbulkannya dalam proses demokrasi.

Laporan tersebut mengidentifikasi 16 kasus disinformasi viral yang didorong oleh AI dalam pemilihan di Inggris, dan 11 kasus selama pemilihan di Uni Eropa dan Prancis. Sebagian besar dari kasus-kasus ini, menurut penelitian, hanya memperkuat pandangan politik yang telah ada sebelumnya.

Namun, dampak dari insiden-insiden AI ini telah mengungkap pola penyebaran informasi palsu. Banyak orang juga bingung apakah konten yang dihasilkan AI itu nyata atau tidak, yang merusak kepercayaan terhadap sumber online.

Laporan tersebut menyatakan bahwa beberapa politisi menggunakan AI dalam iklan kampanye tanpa label yang tepat, yang mendorong praktik pemilihan yang tidak jujur.

Dalam temuan lainnya, laporan tersebut mencatat bahwa munculnya satira yang dihasilkan oleh AI, seringkali disalahartikan sebagai konten nyata, semakin menyesatkan pemilih, mengungkapkan jenis risiko baru terhadap integritas pemilu.

Laporan tersebut menyoroti peran kedua aktor domestik dan intervensi asing dalam menyebarkan misinformasi yang didorong oleh AI. Namun, laporan tersebut menekankan bahwa metode tradisional, seperti astroturfing yang didorong oleh bot dan penyebaran disinformasi oleh influencer manusia, memiliki dampak yang jauh lebih besar pada pemilih daripada konten AI.

Meskipun pengaruh AI masih kecil dalam hal hasil pemilu, CETaS memperingatkan tentang risiko yang terus bertambah seiring teknologi AI menjadi semakin mudah diakses.

Laporan ini menyerukan badan hukum dan regulasi untuk mengatasi tantangan ini, dengan mengusulkan perlunya keseimbangan antara kebebasan berbicara dan memerangi disinformasi yang didorong oleh AI. Laporan ini juga menekankan pentingnya pelabelan yang jelas pada konten politik yang dihasilkan AI untuk mencegah praktik kampanye yang tidak etis.

Laporan akhir dari CETaS, yang dijadwalkan pada November 2024, akan berfokus pada peran AI dalam pemilihan di Amerika Serikat dan menawarkan rekomendasi jangka panjang untuk melindungi proses demokrasi dari ancaman yang berkaitan dengan AI.

Briefing tersebut diakhiri dengan mengakui potensi aplikasi positif dari AI. Laporan tersebut mengklaim bahwa AI memberikan platform untuk memperkuat hubungan antara pemilih dan kandidat politik melalui persona online sintetis.

Selain itu, AI generatif membantu pemeriksa fakta dalam memprioritaskan klaim menyesatkan yang dibuat oleh kandidat, membantu mereka menentukan klaim mana yang membutuhkan perhatian segera.

Anda suka artikel ini? Beri Rating!
Saya sangat tidak menyukainya Saya tidak begitu menyukainya Okelah Cukup bagus! Suka sekali!
0 Rating dari 0 pengguna
Judul
Komentar
Terima kasih atas feedback Anda
Please wait 5 minutes before posting another comment.
Comment sent for approval.

Berikan komentar

Tampilkan selengkapnya...