
Image by Erik Mclean, from Unsplash
NASA Mencapai Navigasi GPS di Bulan untuk Pertama Kalinya
NASA dan Badan Antariksa Italia mencapai tonggak sejarah pada tanggal 3 Maret ketika Eksperimen Penerima GNSS Bulan (LuGRE) menjadi demonstrasi teknologi pertama yang berhasil memperoleh dan melacak sinyal navigasi berbasis Bumi di permukaan Bulan.
Buruan? Berikut Fakta-Fakta Singkatnya!
- Misi Artemis milik NASA bisa mendapatkan manfaat dari sinyal GNSS untuk navigasi otomatis.
- Pendarat Blue Ghost mengantarkan LuGRE dan muatan lainnya dari NASA pada 2 Maret.
- LuGRE mencapai akuisisi sinyal GNSS tertinggi pada jarak 209,900 mil dari Bumi.
NASA mengumumkan pada hari Selasa keberhasilan Lunar GNSS Receiver Experiment (LuGRE), menunjukkan bahwa sinyal dari Global Navigation Satellite System (GNSS), termasuk GPS dan Galileo, dapat diterima dan dilacak di Bulan.
Navigasi yang akurat akan sangat penting untuk astronot masa depan di Bulan, tetapi GPS tradisional tidak efektif 225.000 mil dari Bumi. Solusi yang menjanjikan adalah mengirimkan data GNSS ke permukaan bulan, memungkinkan pesawat ruang angkasa untuk mengukur waktu, kecepatan, dan posisi secara otomatis.
Saat ini, NASA melacak pesawat ruang angkasa menggunakan kombinasi sensor di pesawat dan sinyal berbasis Bumi, seringkali memerlukan pengawasan dari para insinyur. Dengan menggantikan sebagian sistem ini dengan data GNSS, pesawat ruang angkasa dapat secara otomatis menerima sinyal, mengurangi kebutuhan operator manusia.
Terobosan ini bisa menjadi sangat penting untuk misi Artemis NASA dan misi bulan dan luar angkasa dalam lainnya, karena hal ini memungkinkan pesawat luar angkasa untuk secara otomatis menentukan posisi, kecepatan, dan waktu mereka dengan akurasi tinggi.
Pengembangan ini meletakkan dasar untuk sistem navigasi canggih untuk misi ke Bulan dan Mars di masa depan.
“Di Bumi, kita dapat menggunakan sinyal GNSS untuk navigasi dalam segala hal, mulai dari smartphone hingga pesawat,” kata Kevin Coggins, wakil administrator asosiasi untuk Program SCaN (Space Communications and Navigation) NASA.
“Sekarang, LuGRE menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat berhasil memperoleh dan melacak sinyal GNSS di Bulan. Ini adalah penemuan yang sangat menarik untuk navigasi bulan, dan kami berharap dapat memanfaatkan kemampuan ini untuk misi masa depan.”
Perjalanan menuju pencapaian ini dimulai pada tanggal 2 Maret, ketika pendarat bulan Blue Ghost milik Firefly Aerospace mendarat di Bulan, mengantarkan LuGRE bersama dengan sembilan muatan lainnya dari NASA. Tak lama setelah mendarat, tim di Goddard Space Flight Center NASA di Maryland memulai operasi ilmiah pertama untuk eksperimen di permukaan bulan.
Saat data LuGRE mengalir masuk, tim dengan penuh antisipasi menunggu hasilnya. Pada pukul 2 pagi EST pada 3 Maret, dikonfirmasi bahwa LuGRE telah mendapatkan dan melacak sinyal dari sistem GPS dan Galileo, sekitar 225.000 mil dari Bumi, dan mencapai penentuan posisi navigasi pertamanya.
Selain pencapaian ini, misi ini juga mencetak tonggak sejarah lain bagi Badan Antariksa Italia, karena payload LuGRE mewakili perangkat keras pertama dari organisasi tersebut yang ditempatkan di Bulan.
Sebelum kedatangannya di Bulan, LuGRE telah mencetak beberapa rekor, termasuk akuisisi sinyal GNSS di ketinggian tertinggi sebesar 209.900 mil selama perjalanan.
Ketinggian muatan terus meningkat saat mencapai orbit bulan pada 20 Februari, berjarak 243.000 mil dari Bumi. Rekor ini menunjukkan bahwa misi di masa depan di ruang angkasa cislunar juga dapat mengandalkan sinyal GNSS untuk navigasi.
Keberhasilan LuGRE dalam navigasi otonom menandai pergeseran dari ketergantungan tradisional pada stasiun pelacakan berbasis Bumi. Muatan tersebut menunjukkan bahwa pesawat ruang angkasa bisa beroperasi lebih mandiri, menggunakan sinyal GNSS untuk navigasi bahkan sampai ke Bulan.
Berikan komentar
Batal